Singa Betina dalam Perjuangan Indonesia
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak hanya diwarnai oleh nama-nama besar
seperti Soekarno, Hatta, atau Jenderal Sudirman, tetapi juga oleh tokoh-tokoh lain yang
perannya tidak kalah penting meskipun kurang dikenal secara luas. Salah satunya adalah
Raden Ayu Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra, seorang tokoh perempuan
Katolik Indonesia yang mengabdikan hidupnya bagi perjuangan kemerdekaan, pengembangan
sosial budaya, pendidikan, serta kesetaraan gender. Sebagai seorang bangsawan dari keluarga
Sasraningrat, beliau tidak terpaku pada kedudukan dan status sosialnya, melainkan memilih
untuk turun langsung dalam kegiatan kemasyarakatan dan perjuangan rakyat. Keberanian dan
dedikasinya menunjukkan bahwa perjuangan perempuan memiliki arti penting dalam mengisi
sejarah bangsa, serta menjadi teladan bagaimana nilai-nilai iman dapat diwujudkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
RA Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra merupakan salah satu tokoh
perempuan Katolik Indonesia yang memiliki peranan besar dalam sejarah bangsa, terutama
dalam bidang sosial, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan. Meskipun namanya tidak
lebih populer dari tokoh nasional seperti Soekarno atau Hatta, kiprah beliau memiliki makna
mendalam dalam upaya membangun bangsa. Sebagai bagian dari keluarga bangsawan
Sasraningrat, beliau memperoleh pendidikan yang baik dan memanfaatkan kesempatan
tersebut bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk memperjuangkan hak-hak
masyarakat kecil.
Dalam masa perjuangan kemerdekaan, RA Maria Soelastri terlibat dalam berbagai
organisasi perempuan. Ia memperjuangkan kesetaraan gender dan membuka ruang bagi
perempuan untuk berperan dalam pembangunan bangsa. Tidak berhenti di situ, ia juga
mendirikan lembaga sosial dan pendidikan yang memberi kesempatan belajar bagi kaum
lemah, khususnya perempuan yang pada saat itu sering termarjinalkan. Dengan
langkah-langkah tersebut, beliau turut mendukung semangat perjuangan bangsa Indonesia
menuju kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka, kiprah beliau berlanjut dalam reformasi sosial, politik, dan
pendidikan. Ia mendukung lahirnya kebijakan yang lebih inklusif, menekankan kesetaraan
hak, dan berusaha membuka partisipasi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. Dengan
demikian, perjuangan RA Maria Soelastri tidak berhenti pada masa kemerdekaan, tetapi
berlanjut dalam membangun bangsa yang lebih adil dan beradab.
Dari perjalanan hidup dan perjuangan RA Maria Soelastri, ada sejumlah nilai penting
yang bisa diteladani. Pertama, semangat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Beliau
menunjukkan dedikasi luar biasa dalam melayani masyarakat, terutama kelompok yang
terpinggirkan. Kedua, perjuangan untuk kesetaraan gender. RA Soelastri menegaskan bahwa
perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa, sehingga pendidikan dan
pemberdayaan perempuan menjadi fokus perjuangannya. Ketiga, kepedulian terhadap
pendidikan. Beliau menyadari bahwa pendidikan adalah salah satu sarana yang dapat
mengangkat martabat manusia. Keempat, keberanian dan keteguhan dalam menghadapi
tantangan. Walaupun hidup di masa yang penuh keterbatasan bagi perempuan, beliau tetap
teguh memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil dengan keberanian yang menginspirasi.
Jika dianalisis dalam terang Kitab Suci, perjuangan RA Maria Soelastri selaras dengan
nilai-nilai iman Katolik. Kepedulian beliau terhadap kaum kecil sejalan dengan misi Yesus
yang datang untuk membawa kabar baik bagi orang miskin (Luk 4:18). Perjuangan beliau atas
kesetaraan gender diteguhkan dalam ajaran Kitab Suci bahwa laki-laki dan perempuan
sama-sama diciptakan segambar dengan Allah (Kej 1:27) dan bahwa di dalam Kristus tidak
ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan (Gal 3:28). Kepeduliannya terhadap pendidikan
juga selaras dengan Kitab Suci yang menekankan pentingnya hikmat dan pengertian (Ams
4:7), sementara keberaniannya dalam menghadapi tantangan mencerminkan sabda Yesus:
“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran” (Mat 5:10). Dari sini terlihat
bahwa perjuangan RA Soelastri merupakan wujud nyata iman Katolik yang dihidupi dalam
tindakan sosial, pendidikan, dan keberanian memperjuangkan kebenaran.
Selain berakar pada iman Katolik, perjuangan RA Maria Soelastri juga memiliki
relevansi erat dengan nilai-nilai Vinsensian yang diajarkan oleh St. Vincent de Paul. Nilai
utama spiritualitas Vinsensian adalah kasih (caritas), khususnya kepada mereka yang miskin
dan terpinggirkan. Hal ini tampak jelas dalam pengabdian RA Soelastri yang selalu berpihak
kepada masyarakat kecil, meskipun ia sendiri berasal dari keluarga bangsawan. Tindakan ini
mencerminkan kerendahan hati dan kesederhanaan, dua nilai penting dalam spiritualitas
Vincentian.
Perjuangannya untuk kesetaraan gender menunjukkan kelemahlembutan (mansuetudo)
yang berpadu dengan keteguhan hati. Ia tidak memperjuangkan hak-hak perempuan dengan
kekerasan, melainkan dengan pendidikan, dialog, dan keteladanan. Kepeduliannya terhadap
pendidikan mencerminkan nilai mati raga (mortificatio), karena beliau rela berkorban demi
kesejahteraan orang lain. Lebih dari itu, pendidikan yang dikembangkannya tidak hanya
mencerdaskan akal, tetapi juga membentuk karakter moral dan iman, sehingga selaras dengan
nilai semangat penyelamatan jiwa (zealus animarum). Keberanian RA Soelastri dalam
menghadapi tantangan sosial-politik menunjukkan bahwa seluruh nilai Vinsensian hadir
dalam dirinya
Perjuangan RA Maria Soelastri memberikan inspirasi besar bagi kita pada masa kini.
Nilai-nilai yang ia hidupi mengingatkan bahwa iman Katolik bukan hanya soal doa dan
ibadat, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata di tengah masyarakat. Semangat
pelayanan sosial, kesetaraan martabat manusia, kepedulian terhadap pendidikan, serta
keberanian memperjuangkan kebenaran menjadi dasar keterlibatan umat Katolik dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks modern, teladan RA Soelastri juga menegaskan bahwa perempuan
memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Dengan pendidikan yang inklusif,
kebijakan sosial yang adil, serta komitmen terhadap keadilan gender, bangsa Indonesia dapat
semakin berkembang menjadi masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadaban. Nilai-nilai
yang diperjuangkan RA Soelastri selaras dengan semangat Pancasila, ajaran Kitab Suci, dan
spiritualitas Vinsensian, sehingga relevan untuk terus dihidupi oleh generasi sekarang maupun
yang akan datang.
RA Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra adalah teladan perempuan
Katolik Indonesia yang menghidupi perjuangan sosial, pendidikan, dan kesetaraan gender
dengan berlandaskan iman dan kasih. Nilai-nilai yang beliau tunjukkan kepedulian sosial,
keberanian, semangat pendidikan, dan komitmen terhadap keadilan selaras dengan ajaran
Kitab Suci serta nilai-nilai Vinsensian. Perjuangan beliau membuktikan bahwa iman tidak
hanya berhenti pada doa dan ibadat, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata bagi
masyarakat. Keteladanan RA Soelastri relevan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara saat
ini, khususnya dalam mewujudkan keadilan sosial, kesetaraan martabat manusia, dan
pembangunan bangsa yang sejahtera serta berkeadaban.