
Mahjong merupakan permainan tradisional asal Tiongkok yang tidak hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga strategi, konsentrasi, serta kemampuan membaca pola permainan. Kegiatan pertandingan mahjong di area Pocin menjadi pengalaman yang berkesan bagi saya, karena melalui kegiatan ini saya dapat belajar langsung tentang budaya Tiongkok sekaligus melatih kemampuan berpikir strategis dan berbahasa Mandarin.
Pada hari pertandingan, suasana di area Pocin begitu meriah. Keempat kursi sudah disusun rapi mengelilingi meja mahjong, sementara para guru dan teman-teman dari kelas lain turut menyaksikan jalannya permainan. Sorak semangat dan tatapan penasaran menambah suasana menjadi lebih menegangkan, namun juga menyenangkan. Kami tidak hanya bermain, tetapi juga diharuskan menyebutkan nama-nama kartu dalam bahasa Mandarin hal yang membuat permainan menjadi lebih menantang sekaligus mendidik.
Strategi yang saya gunakan adalah berfokus pada mencari kartu-kartu kembar agar peluang mendapatkan pong semakin besar. Dengan strategi ini, saya berusaha membangun kombinasi yang kuat untuk mendekati kemenangan. Walaupun hasil akhir belum berpihak pada saya, pengalaman bermain kali ini justru memberikan pelajaran penting tentang kesabaran, fokus, dan ketenangan dalam mengambil keputusan. Saya belajar bahwa kemenangan bukan satu-satunya tujuan; proses berpikir dan kerja sama adalah nilai yang jauh lebih berharga.
Fun Fact tentang Mahjong
Tahukah kamu? Mahjong sudah dimainkan sejak lebih dari 500 tahun yang lalu di Tiongkok! Awalnya, permainan ini hanya dimainkan oleh kalangan bangsawan, lalu menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Kini, mahjong tidak hanya populer di Asia, tetapi juga di berbagai negara seperti Amerika, Jepang, dan Eropa. Bahkan, ada turnamen internasional resmi yang diakui oleh World Mahjong Organization!

Permainan Mahjong pertama kali dimainkan pada abad ke 17 di China. (scmp.com)
Selain itu, setiap simbol pada kartu mahjong memiliki makna budaya. Misalnya, kartu “bambu” melambangkan pertumbuhan dan kesederhanaan, sedangkan “lingkaran” melambangkan harmoni dan kesatuan, dua nilai penting dalam filosofi Tiongkok.
Lebih dari sekadar permainan, mahjong mengandung nilai-nilai budaya yang mendalam. Setiap pemain diajarkan untuk berpikir dengan tenang, menghormati lawan, dan mengambil keputusan dengan bijak. Melalui kegiatan ini, saya merasakan langsung bagaimana budaya Tiongkok menanamkan filosofi kesabaran, strategi, dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-harI.
Saya bersyukur bersekolah di SMAK St. Louis 1, yang tidak hanya mengajarkan teori di dalam kelas, tetapi juga memberi kesempatan untuk memahami budaya dari berbagai negara melalui praktik langsung. Bermain mahjong di area Pocin menjadi pengalaman belajar yang tak terlupakan, bukan hanya karena keseruannya, tetapi juga karena nilai-nilai budaya dan karakter yang saya pelajari dari setiap langkah permainan.
Trevina Natania Sunartho/XII-A3/32